Rabu, 01 Juli 2015

Cerita Sex Gadis Cantik Ngentot Dengan Sopir - Aku lugu dan polos,


 mungkin ini kelemahan ku saat aku tidur dengan sopirku. Cerita seks ini ak share aja disini. untuk para pembaca sensor , kisah ini nyata dan tidak ada rekayasa...sengaja saya kepingin curhat lewat cerita ini soalnya untuk terus terang ke temen atau saudara atau ortu, ga bisa.. namaku Dita Putri ,usia saat ini 20 asli Bandung,tinggal di daerah Setiabudi Regency,Cerita Sex Gadis Cantik Ngentot Dengan Sopir -dan saat ini kuliah sastra inggris semester 4 di
salah satu pts Bandung, kata temen2 kampusku aku termasuk cewek cantik dan beruntung,
kenapa? karena bentuk tubuhku(kata temen)bisa dibilang proporsional dan bikin terangsang kaum
cowo(semua ini kata temen2 deketku seperti si Nita,Asni,Ruri) tapi sampai sekarang aku belum
punya pacar karena ga boleh sama ortu.o ya,dirumah kami tinggal berlima aku dua bersaudara
adikku cewek dan aku dan kedua orang tuaku satu lagi pembantu sekaligus sopir pribadi keluargaku sebut saja mang Sardi(maaf,nama samaran)(dia itu usia nya hampir seusia papahku yaitu sekira 50
tahunan)jadi genap berlima semuanya..kejadian aneh dan mengasikan itu terjadi kira2
beberapa hari lalu saat bulan puasa, waktu itu hari jum'at (tanggalnya lupa) kami di rumah hanya
berdua yaitu saya sama mang Sardi, sedangkan mamah-papah sama si Danti(nama adikku yg masih
smp itu) sedang ke Bogor (berangkat hari jum'at subuh setelah makan sahur) karena papah serah
terima jabatan di Pemda Bogor dan mereka menginap selama 3 hari,sedangkan saya mesti
kuliah semester pendek, jadi ga bisa ikut, dan di rumah ditemani supir kami mang Sardi karena
disuruh papah jagain aku. Jadi resmi di rumah yg besar ini(karena saat nulis email ini lagi dirumah)
kami berdua, saya dan mang Sardi di ruang bawah.setelah keberangkatan mereka dan makan sahur
saya kembali lanjutkan tidur sementara mang Sardi beres2 ruang bawah, nah kejadian anehnya
ini berawal ketika saya mau mandi di ruang bawah (karena sowernya deket ruang tamu) saat itu saya
mau kuliah jam 8.00, sedangkan saat bangun jam 7.00 saya agak santai saat itu karena selain jarak
kampusku deket juga ada mobil civic grand kesayanganku itu yg selalu menemani kemanapun.
saat mau mandi saya langsung buka daster seperti biasa kalo pake daster saya selalu tidak pake BH
dan CD, jadi hanya baju tidur aja, demi kesehatan, begitu menurut mamaku...asal tau aja
kalo tubuhku seperti yg dikatakan temen2ku itu betul2 proporsional dg ukuran BH 34A dan pinggul
yg agak bulat serta kulitku yang putih mulus tanpa cacat kalo disamain, kata teman2ku aku ini
mirip2 sedikit dengan Putri Patricia artis sinetron itu(bukan geer lho) , setelah telanjang gitu saya
mencoba buka kran sower tapi ga keluar air alias macet dan saya agak jengkel sambil setengah
teriak panggil mang Sardi....."mang Sardiiii....kesini cepat",dan dg spontan dia datang
tergopoh2, saya lupa saat itu udah telanjang dan pintu ga dikunci, begitu dateng dia, langsung
mukanya merah padam karena melihat saya telanjang bulat di hadapannya, saya pun malu
spontan tanganku menyambar kain daster di gantungan dan bilang ke dia kalo sower ga jalan,
lalu dia terbata2 bilang gini "maaf neng,mamang lupa bukain jet pump di dapur, lalu saya suruh dia
"cepet mang bukain udah dingin nih!!" lalu dia menganguk dan setengah berlari dia ke
dapur, setelah menyala sowernya itu lalu aku semprotkan sower air panas ke bathtub dan aku
langsung agak loncat ke bathtub tanpa ada rasa lupa mengunci pintu toilet tersebut, dan setelah
aku selesai mandi aku lupa kalo aku juga ga bawa handuk lalu aku panggil mang Sardi tapi saat itu
posisiku masih didalam bathtub berbusa tentu saja telanjang, tak lama dia datang dan dengan
meminta ijin dia masuk ke toilet dengan hati2
sekali, "mang tolong bawain handuk bunga2 yg warna merah di kamar" begitu kataku saat itu, dia
menganguk dan langsung ke kamarku lalu saya
tersenyum sendirian melihat tingkah laku mang
Sardi barusan yg hati2 sekali dan malu2 tertunduk itu, sekilas ada hasrat untuk mengerjainya waktu
itu, ga berapa lama dia muncul bawa handuk lalu
aku keluar dari bathtub dengan posisi
membelakangi dia sehingga yg dia lihat punggung
mulusku saat itu(tentu saja saat itu saya masih
telanjang bulat) dengan suara agak gemetar dia
bilang gini "sudah ya neng ini handuknya!" lalu saya bilang "bentar dulu mang, mendingan
mamang yg menghanduki saya biar tahu sekali2
rasanya menghanduki cewe(begitu awalnya saya
mengerjainya,o ya asal tau aja kalo mang Sardi itu adalah duda tanpa anak sejak 7 tahun lalu)
semula dia keliatan kikuk dan ragu2 melakukannya
(saya tahu karena liat cermin didepanku walaupun
membelakangi dia) dengan wajah tertunduk dan mimik muka yg malu2 lalu dia mengusapkan
handuk ke punggungku yg masih berbusa sabun,
dan cukup lama dia mengusap2 punggungku...lalu saya bilang "seluruhnya donk mang, dari rambut
ke kaki paling bawah" dan "iya...eee..iya neng
sebentar" dia terbata2 jawabnya. Sekilas saya
sempet tertawa kecil karena merasa seneng udah
kerjain dia, lalu dia mengusapkan handuk dari
rambut ke leher, lembut sekali, bahu punggung dan di posisi pinggang dan bokong (belahan anus)
agak lama menghandukinya, sekilas terasa seperti
diusap2 lembut dan ada rasa enak ketika dia
menghanduki daerah deket anus, lalu ke paha
belakang dan terakhir di kaki bawah. Saat itu
terlintas saya mau menyudahinya karena mungkin waktu sudah jam 7.30 pikirku, namun entah setan
apa yg merasuki aku saat itu sehingga ada pikiran
nakal lagi mau mengerjainya lebih, dan secara refleks aku berbalik badan dan saat itu kontan dia
terbelalak kaget dengan posisi tubuh telanjangku
menghadap dia yg masih memegang handukku itu
lalu dia tertunduk dan aku langsung berkata
seperti ini "mamang sekarang membersihkan dan
menghanduki bagian depan ya mang!!" begitu suruhku sambil agak setengah ketawa(habis ga
tahan tingkah laku dia yg kikuk itu)
lalu diapun menghanduki badan bagian depanku
mulai dari rambut lalu wajah (aku tertawa kecil
saat dia handuki wajahku) tapi yg aku tahu dia
tetap tertunduk, dan setelah wajah ke leher lalu
(aku agak deg2an saat itu)dia menghanduki bagian dada kiri kananku agak lama(sejenak dia agak
terhenti saat menghanduki daerah dada) dan saat
itu juga aku berhenti ketawa2 kecil dan ada rasa
aneh yg belum pernah dirasakan saat mang Sardi
menghanduki dadaku, soalnya selama ini kalo sama
sendiri rasanya biasa2 aja, tapi pas sama orang lain yg menghandukinya jadi agak lain rasanya,
ada perasaan enak dan nikmat sementara saya
seperti dibius saja terpejam beberapa saat tanpa sadar berkata seperti ini
"hmmm....hmmm...hmmm" kontan saja mang Sardi
bertanya "kenapa neng?neng Dita marah ya sama
mamang?"...dia mencoba untuk menegakan kepalanya yang agak melihat ke wajahku yg lebih
jangkung dari dia, dan dia semakin berani malah
saat itu menatap wajahku ,aku menggeleng dan
berkata "ngga mang...saya ga marah cuman..."
aku ga meneruskan kata2ku saat itu....lalu dia
tanya lagi "cuman apa neng? bilang sama mamang?" suaranya seperti ketakutan kalo2 saya
akan memarahinya..lalu saya teruskan kata2ku
"cuman ada perasaan enak di elus2 gitu mang!!"
jawabku polos saat itu tanpa ada rasa malu kalo ternyata saat itu adalah pertama kali terangsang
secara seksual, gilanya lagi oleh pembantu
sekaligus sopirku mang Sardi!!! Mang Sardi malah senyum setelah saya ungkapkan
kepolosanku itu lalu berkata gini
"nah...neng...mamang tau sebenarnya kalo neng
Dita ini mau mengerjain mamang ya...dan ternyata malahan neng Dita sendiri yang mulai
terangsang!!!" begitu katanya dengan logat sunda
yang kental sambil tetap tangannya memutar-
mutar dadaku kiri kanan dengan handuk, padahal
kalo saya lihat udah kering dadaku itu, justru yg masih basah adalah bagian perut dan kemaluanku
yg agak masih jarang bulu2nya hanya bulu halus
seperti rambut, lalu saya memegang tangan mang
Sardi dua2nya dan berkata "cukup mang, Dita kesiangan nih kuliah udah telat dari tadi", lalu
mamang menganguk dan melilitkan handuk itu ke
tubuh saya seperti saat dia melilitkan handuk ke
tubuh saya saat SD.....dan sebelum dia keluar saya menarik tangan kirinya sambil berkata "jangan
bilang sama mamah-papah ya, diem aja nanti deh
pulang kuliah dihandukin lagi sama mamang seperti tadi, mau ga?" kataku cepet2, dia cuman
menganguk. Lalu pas di tempat kuliah saya ga bisa konsentrasi,
kepengen cepet pulang selain lapar karena puasa
juga kepengen cepet mandi dan dihanduki lagi sama mang Sardi.. Setelah selesai kuliah kira2 jam
12.30 aku bergegas pulang dan sampe di rumah
jam 13.00 langsung menuju kamar dan ganti pake daster dengan maksud mau mandi siang sambil
membawa handuk saya lihat mang Sardi
terbengong-bengong dengan tingkah lakuku itu dan sambil tersenyum saya berkata seperti ini ke
dia "mamang handukin lagi Dita ya mang?" dia
menganguk setengah tersenyum dan bilang gini
"neng Dita mandi aja dulu nanti kalo udah selesai panggil mamang, pasti deh mamang nyamperin ke
toilet" saya menganguk dan mandi, setelah selesai
mandi saya panggil dia dan langsung masuk ke toilet tanpa permisi dan sepintas dia menyambar
handukku dan tanpa basa basi saya keluar dari
bathtub dan dia menghampiri, kali ini saya
langsung menghadapnya dengan telanjang badan tanpa membelakanginya seperti pagi hari tadi, lalu
dia langsung menghanduki rambutku yg basah
kuyup oleh air dan saat itu kami tidak bicara satu
sama lain hanya mungkin kata hati kami masing2
bicara sementara dia handukin rambut leher dan pundak saya , malah terpejam(mungkin saya
sedikit menikmatinya) dan yg paling mendebarkan
saat mang Sardi menghanduki dadaku kiri kanan itu benar2 lebih mendebarkan ketimbang di pagi
hari itu.
Dan saat bermenit-menit mang Sardi mengusap
dadaku kiri kanan dengan handuk tiba2 dia nyeletuk seperti ini "neng Dita, kalo diusapnya
tidak pake handuk seperti ini akan lebih nikmat!!!" lalu aku jawab "maksud mamang???langsung pake
tangan mamang gitu!!!" dia menganguk seolah minta restu dariku, lalu saya pun menganguk
tanda setuju....dan ternyata jauh dari pikiranku
lebih nikmat langsung dielus pake tangan mang
Sardi ketimbang dielus memakai handuk, sesaat
tangan kiri dulu lalu kemudian tangan kanannya menyusul meremas lembut sambil sesekali melintir
seperti memainkan volume radio tapeku. Dan
benar saja nikmat sekali rasanya apalagi ini baru
pertama kalinya seorang laki2 menyentuh langsung dengan telapak tangan ke dadaku dan lama-lama
makin mengeras saja payudaraku saat itu, tidak
sadar ternyata seperti mau pipis rasanya dan geli, nikmat, asik, enak campur aduk jadi satu saat
mang Sardi terus mengelus buah dadaku yg belum
pernah dielus itu, ternyata kejadianya hampir 1/4
jam kala dia mengelus dadaku ini. Semakin lama
semakin tak sadar sambil terpejam saya
merapatkan badan ke tubuh mang Sardi dan dia mundur ke belakang, punggungnya menyentuh
dinding toilet dan saya terus semakin
merapatkannya sambil tetap dia mengelus2 halus
buah dada ini kiri kanan, dan posisi itu yang saya
ingat, menimbulkan semacam gesekan benda yang mengeras hangat di balik sarungnya(o ya, saya
lupa saat itu dia memakai kaos oblong dan kain
sarung karena pulang Jum'atan di masjid depan
rumahku) mungkin dia ga pake celana kolor karena dari gesekan tubuhku ini terasa sekali semacam
kemaluan laki2(yg selama ini saya tau dari film
dan cerita2 temen2)
saat saya terpejam begitu lama2 dia berani
menjulurkan lidahnya ke leher saya waktu itu, semula saya mau menghindar tapi tak kuasa untuk
menghindarinya dan mencoba untuk menikmatinya, agak geli karena berkumis tapi lucunya posisi dia
mendongkak ke atas karena saya lebih jangkung
dari dia dan agak berjinjit kakinya dan dia menjilati leher kebawah lalu pundak dan akhirnya
di dada, ini lebih nikmat rasanya ketimbang pake
tangan dan ga sadar saya mengeluarkan
suara"SSSSTT...AHHH... AHHH....HMMMMMM"mungkin begitu seingatku saat itu.dan
itu adalah nikmat dari segala nikmat menurutku
saat itu, lalu lama2 dia seperti mau berjongkok  dan ternyata berjongkok lidahnya menciumi
perutku, udel, lalu ke kemaluan ku yang masih
jarang berbulu ini,dan ahhhhh....saya tak sadar bersuara agak keras saat dia menciumi
kemaluanku ini, karena saat itu benar2 baru
pertama kali diciumin seperti itu sama
laki2.nikmat sekali rasanya....Lalu terdengar
telepon berdering, buru2 saya melepaskan pelukan mang Sardi di pinggang dan berlari ke ruang
tengah sambil telanjang bulat dan agak basah tubuhku saat itu, basah karena air mandi dan liur
mang Sardi, ternyata papah dari Bogor telepon
mengabari kalo beliau sudah sampe disana, dan
setelah telepon ditutup saya membalikan badan
ternyata mang Sardi sudah ada dibelakangku, dia mengikutiku sejak tadi berlari ke ruang tamu ini,
dan dia bertanya dari siapa teleponnya,saya jawab
dari papah di Bogor, lalu mang Sardi menyuruh
saya berpakaian lagi sambil menyodorkan daster yang tadi ditanggalkan di toilet, lalu aku pakaikan
dasterku saat itu dan masuk kamar.
Sepintas saya liat jam 3.30 sore hari lalu aku
tertidur di kasur sampe terbangun dengan
ketukan di pintu kamar "neng bangun neng udah magrib"begitu terdengar suara mang Sardi di
balik pintu kamar, lalu aku ke bawah dan makan di meja makan sementara mang Sardi di dapur, lalu
aku panggil, untuk makan sama2 di meja makan,
semula dia menolak tapi akhirnya mau juga.
Setelah makan, badan merasa gerah dan aku
bermaksud untuk mandi lagi tepat jam 7.00 malam
hari, lalu aku lihat mang Sardi sedang nonton tivi
dan aku sengaja ajakin dia untuk sama2 ke toilet,
semula dia menolak dengan alasan kalo nanti
ketauan sama papah, tapi aku jawab papah di
Bogor ini, jadi ga usah takut, akhirnya dia mau
juga aku ajak ke toilet, entah kenapa saat itu
pikiranku bener2 ngeres sejak mang Sardi siang
harinya menciumi sekujur tubuhku.Setelah berada
di toilet langsung saja aku masuk ke bathtub
sementara mang Sardi saya suruh semburin air
hangat yg keluar dari sower untuk disiramin ke
sekujur tubuhku (tentu saja aku dalam keadaan
telanjang bulat saat itu, ga ada suara , hening, yg
terdengar hanya gemericik air disiramin diatas
tubuh ini, sambil aku tiduran di bathub menikmati
aliran air mang Sardi sepintas terlihat hanya
memandang tubuh telanjangku, tapi aku pura2 ga
liat, khawatir dia kabur ke luar toilet kalo tahu
saya pandangin dia.
Dan entah kenapa setelah air itu penuh di bathtub,
aku punya ide gila untuk mengajak dia mandi
bareng2, tapi tentu saja dia menolak(asal tau saja
kalo mang Sardi ini orangnya loyal bgt sama
keluarga kami)setelah tau dia menolak secara
halus akhirnya saya ga kehabisan akal, saya
menyuruh dia untuk menyabuni seluruh badan ini,
seperti yg dilakukan mang Sardi disaat saya kecil,
dan dia setuju. Lalu mulailah dia menyabuni mulai
dari rambut,leher,bahu,punggung dada kiri
kanan,dan berhenti di pinggang, saya tanya
"kenapa mamang berhenti??"lalu dia jawab "takut
dosa neng,neng Dita kan anak majikan saya
neng!!!, nanti saya dikejar2 perasaan itu terus"
saya mengerti dari raut mukanya dan menjawab
seperti ini "mamang ga usah takut, kan kita
cuman berdua, lagipula kalo Dita lakukan sama
orang lain ga mungkin, soalnya mamang tau
sendiri sifat mamah seperti apa ke Dita!!,sejak
mamang ciumin tubuh Dita tadi siang jadi suka
terbayang2 sama Dita mang" begitu penjelasanku
polos saat itu, dan dia berkata"iya neng, mamang
juga tadi siang bener2 khilaf, dan mamang pun
udah lama ga seperti ini apalagi neng Dita
sekarang ini tambah cantik,putih mulus jauh sekali
dibandingkan dengan istri mamang dulu"katanya
sedih"lalu tanpa sadar saya berusaha untuk
menghiburnya dengan refleks memeluknya dan ga
terasa saya malah memegang kemaluannya diluar
celananya dan terasa sekali sudah mengeras,tidak
terlalu besar tapi saat itu benar2 pertama kali
saya memegangnya, walaupun mang Sardi itu
usianya 50 tahunan tapi masih keras sekali
kemaluannya itu, terasa saat dipegang.
Dan dia malah balas memelukku saat itu dalam
keadaan basah kuyup dengan siraman sower kami
saling memeluk sehingga baju oblong yang dipake
sama mang Sardi ikut basah juga akhirnya secara
diam2 saya bukakan kaos oblongnya sementara dia
diam saja, dan terlihatlah dadanya yang berbulu
dan kelihatan masih tegap, lebih tegap
dibandingkan dengan tubuh papah, dia diam saja
saat saya mencoba mengelus dadanya itu(seperti
pada film2 porno yang saya tonton sama temen2
kampus) saya sempat bergetar kala mengelus dada
yg berbulu itu, lalu secara spontan dia membelai
rambut saya yg basah dan tangannya itu dua2nya
mengelus pipiku lembut sekali saya cuman
terpejam seakan dielus sama papah yg selama ini
sibuk dengan pekerjaan kantornya. Dan sesaat
terdiam saat dia memegang bahu saya dan turun
tangannya ke dada yg kiri sementara tangan
kanannya mengelus paha dan kemaluan saya, saya
sempat diam dan malah memaju mundurkan tubuh
saat itu seakan menikmati setiap belaiannya itu,
sambil tetap mata ini terpejam dan secara refleks
malah saya memeluknya erat sekali.
Dan tak lama dengan posisi memeluk sambil berdiri
itu saya secara perlahan membuka gesper kulitnya
seraya menurunkan celana panjang mang Sardi
saat itu, dan setelah saya menurunkan celananya
yg basah tersiram sower itu kemudian saya juga
menurunkan celana kolor nya itu perlahan dan
terlihatlah kemaluan laki2nya begitu mengkilat
yang baru pertama kali saya lihat secara nyata
dan asli di usia saya yang saat itu 19 tahun
(sekarang udah 20 tahun), dan setelah terlihat itu
dadaku tambah bergetar tak karuan ketika saya
mencoba untuk memegangnya secara perlahan, dan
dalam gengnggaman saya saat itu begitu hangat
kemaluannya dan berdenyut seperti seekor
burung, tapi menambah penasaran untuk berbuat
lebih jauh tanpa memikirkan lagi yang namanya
logika mana majikan mana pembantu.
Mang Sardi saat itu juga sepintas saya lihat
memejamkan mata yang pada akhirnya kami saling
membelai, dimana mang Sardi membelai kemaluan
saya yg semakin basah dan hangat, sementara
saya pun membelai kejantanan mang Sardi yg
hangat itu, lama2 saya secara naluri
mengocok2nya seperti di film dan mang sardi
seperti menikmati kocokan itu hampir sekira 15
menit saya mengocoknya sementara saya telah
mencapai puncak kenikmatan ketika mang Sardi
memasukan jarinya maju mundur ke dalam
kemaluan saya. Dan seperti mau pipis tapi enak
dan nikmat rasanya ketika tubuh saya bergetar
dan mengeluarkan suara mungkin seperti ini ini
yang saya ingat
"AAAhhhhhh..mmmmm.m.mmmmm..mm. .ennaakk
mmaamang"sambil terus tanganku mengocok2
kejantanannnya itu, dan beberapa saat setelah
saya merasa di puncak kenikmatan mang Sardi
mengeluarkan pipis berwarna putih kental dan
hangat belepotan di tanganku waktu itu yg
akhirnya saya tau dari buku kalo itu adalah cairan
sperma laki-laki, setelah itu dia melepaskan
tangannya dari kemaluanku dan saya pun
melepaskan kocokan di burungnya dan
membersihkan tanganku yg penuh sperma dengan
air sower, lalu mang Sardi menyuruhku memakai
handuk dan tidur. Akupun naik ke atas dan ganti
daster lalu tidur.
Selintas di jam dinding kamarku jam 9.30 malam,
saya ga bisa tidur sama sekali, yg terlintas di
bayanganku saat itu hanyalah kejadian demi
kejadian hari itu yang betul2 pengalaman
mengasikan yg dilakukan kami berdua yaitu saya
dengan mang Sardi, dan setelah kejadian itu kami
seringkali melakukannya disaat adeku dan ortuku
tidak ada di rumah, terkadang mang Sardi saya
ajak pura2 mengantarku pake mobil kesayanganku
atau mobil papah dan kami melakukannya di
berbagai tempat seperti dago, Lembang,
Pangalengan dan tempat2 sejuk lainnya, tentu
saja cari tempat yang aman tidak diketahui
banyak orang, tapi sampai saat ini saya masih
tulen perawan karena menurut mang Sardi, asal
jangan dimasukin burungnya mamang, neng Dita
akan tetap perawan, demikian tuturnya, lama-
kelamaan saya jadi jatuh cinta sama mang Sardi
yang terpaut jauh usia diatasku, karena mungkin
saya mencari figur papah yg selama ini kerap
sibuk dinas di pekerjaannya. terserah pembaca
mau percaya atau tidak tapi yg saya ceritakan ini
benar adanya , sudah dulu ya... ya Dita mau bobo
nihh udah jam 01.30.. byeee

Tidak ada komentar:

Posting Komentar